Antara Aku Dan Durian Yang Bermetamorfosis Menjadi Pancake.

Sabtu, 12 Februari 2005 : Februari 12, 2005

0 comments


Entah kenapa, saya begitu benci dengan buah yang menerima sebutan "Raja Buah" tersebut. Jangankan merasakan rasanya yang, kata orang, begitu legit menggigit itu, mencium aromanya saja saya merasa mual bahkan kepala seakan berputar.

Nggak jarang, sobat kerja membeli sebuah-dua buah durian dan dimakan gotong royong di ruang tengah kawasan kerja, tapi dikala pesta durian itu berlangsung, sambil mendengarkan suara-suara mereka yang memuja dan memuji legitnya durian yang mereka makan, saya lebih menentukan anteng di ruangan saya dan menutup pintu rapat-rapat, la wong mambu aroma e ae wes klenger. Mau gabung gimana, coba? Decakkan kagum dari mereka sama sekali nggak menggugah pendirian saya. Iya, SAYA BENCI DURIAN.


Selain sobat kerja yang hampir semua menggemari buah dengan kulit penuh duri tersebut, suami saya pun termasuk di dalamnya. Iya, suami juga doyan banget sama durian, padahal istrinya empet-empetan jikalau udah kecium aromanya. Tapi, biasanya dengan sedikit rayuan tegas saya bilang ke beliau, "Bang, makan durennya di belakang rumah, ya, sirahku ngelu!" dan dikala saya sudah memberikan pesan "penting" tersebut, Abang akan segera menuju ke belakang rumah dengan dibuntuti bocil-bocil di belakangnya. Ck. Ini serius, cuma saya yang BENCI DURIAN?

Rasanya nggak adil banget, sementara mereka menikmati legitnya durian, dan saya harus menahan rasa mual dan puyeng alasannya aroma yang begitu menusuk dari buah musiman tersebut. Yang kau lakukan ke saya itu jahat, Durian!

Tapi, semua penderitaan saya di atas itu sudah nggak berlaku lagi sejak saya mengenal jelmaan lain dari raja buah tersebut, Pancake Durian.

See Other Article



Ceritanya masih dari sobat kantor, jadi waktu itu, kala siang yang teramat terik, dia beli tuh, Pancake Durian. Teman ini begitu nge-fans-nya sama durian atau gimana, tiap mencium aroma durian dia sukanya HERI, Heboh Sendiri. Tapi anehnya dia nggak pernah berhasil membujuk saya untuk sekadar icip durian-durian yang pernah dia beli. Sampai "siang yang teramat terik dengan sekotak pancake durian beku" itupun tiba. "Mbak Ek, coba toh incipono, lezat iki..." Entah alasannya undangan tersebut atau bentuk pancake durian itu sendiri yang penuh warna dan terlihat imut, jadinya saya mencoba merasakan satu potong pancake. Oke, pertahanan saya jebol. Tapi belum jebol-jebol amat, sih.

Saya, menggigitnya sedikit demi sedikit, mencoba mencari letak kenikmatan yang selama ini kerap dipuji-puji para penggemarnya. Sampai beberapa gigitan, sambil menahan mual, saya belum juga menemukan "letak kenikmatan" tersebut. Baiklah barangkali si pancake durian ini nggak suka ada orang yang mewaspadai kenikmatannya, jadilah saya nekat melahap habis sisa gigitan saya tadi. Dan.. Taraaaaa.. Saya belum juga tahu apa istimewanya durian.


Sabtu sore, saya mencoba memberanikan diri untuk memesan satu kotak Pancake Durian, barangkali dengan menghabiskan satu kotak pancake tersebut, saya sanggup merasakan kenikmatan yang biasa teman-teman dan suami saya rasakan. Dan ternyata, perjuangan saya berhasil, yeay! Saya berhasil menghabiskan hampir 20 potong pancake durian tanpa rasa mual dan kliyengan, kurang, malah. Kerewn banget, kan?! Keren, dong.. #lah

Kaprikornus intinya, kita harus berani keluar dari zona nyaman semoga tahu bagaimana rasanya mencoba hal-hal gres atau sesuatu yang nggak kita suka. Kalau kita hanya mengeluh saja, misal "ah, AKU NGGAK SUKA DURIAN! Kaprikornus jangan maksa saya buat makan! Oke?" Kita nggak bakal tahu ada kejutan apa dibalik zona yang berdasarkan kita nyaman tersebut. Buktinya, sesudah saya sedikit mencoba untuk merasakan durian, meskipun dalam jelmaan lain, jadinya semua berbanding terbalik dengan ucapan-ucapan saya dulu, yang mual lah, kliyengan lah, nggak suka lah, semua sudah nggak berlaku lagi. Sekarang malah hampir tiap seminggu dua kali sama makan sekotak pancake durian, apalagi jikalau Abang bawa pulang buah durian yang isinya gedhe-gedhe, beuh.. Lahap banget!

Sincerely,


Yang dulunya
Paling nggak suka
Sama yang namanya
DURIAN. XD
Share this Article
< Previous Article
Next Article >
Lirik Lagu Athaphobia - Luka
Copyright © 2019 Xomlic - All Rights Reserved
Design by Ginastel.com