Pertama kali mendengar nama "wisata halal" hal yang masuk dalam pikiran saya yaitu wisata religi; wisata yang destinasinya mengunjungi tempat-tempat religius. Tapi pada kenyataannya wisata halal berbeda dengan wisata religi. Wisata halal merupakan bab dari industri pariwisata yang bukan hanya tempatnya saja yang mempunyai unsur religi, melainkan pelayanannya pun harus mengacu pada aturan-aturan syariah Islam.
Seringnya saat saya melihat orang-orang melaksanakan wisata religi ibarat mengunjungi pesarean Sunan Drajat maupun Sunan Bonang, masih banyak, bahkan hampir semua kaum adam dan hawa berbaur jadi satu baik yang muhrim maupum belum muhrim. Dan itu terperinci sedikit berbeda dengan kriteria yang masuk dalam sistem pelayanan wisata halal. Lalu apa saja bentuk dan kriteria yang terdapat dalam wisata halal?
Berikut yaitu kriteria-kriteria wisata halal yang telah ditetapkan oleh CrescentRating dalam GMTI atau Global Muslim Travel Index selaku forum independen yang mengurusi persoalan pariwisata halal.
See Other Article
Kriteria tersebut di atas tentunya akan mencakup hal-hal ibarat pelayanan penginapan yang harus menyajikan makanan ataupun minuman yang nggak mengandung alkohol serta mempunyai label halal dari pemerintahan (MUI). Fasilitas ibarat bak renang, spa, restoran juga dikemas secara terpisah antara pria dan wanita yang bukan muhrim atau yang nyaman untuk wisata keluarga.
Selain itu penyedia jasa transportasi juga wajib memperlihatkan fasilitas bagi wisatawan muslim dalam pelaksanaan ibadah selama perjalanan. Dan nggak lupa bagi pemandu wisatanya juga harus sanggup menyesuaikan diri; pakaian dan menjaga sikap sesuai wisatawan muslim.
Di daerah saya sendiri terbilang cukup gampang dalam menemukan destinasi wisata religi, namun untuk memilih destinasi tersebut masuk dalam kategori wisata halal masih ada beberapa yang perlu dibenahi semoga memenuhi kriteria sesuai GMTI tersebut di atas.
Source: Kompasiana
Sincerely,
Selain itu penyedia jasa transportasi juga wajib memperlihatkan fasilitas bagi wisatawan muslim dalam pelaksanaan ibadah selama perjalanan. Dan nggak lupa bagi pemandu wisatanya juga harus sanggup menyesuaikan diri; pakaian dan menjaga sikap sesuai wisatawan muslim.
Di daerah saya sendiri terbilang cukup gampang dalam menemukan destinasi wisata religi, namun untuk memilih destinasi tersebut masuk dalam kategori wisata halal masih ada beberapa yang perlu dibenahi semoga memenuhi kriteria sesuai GMTI tersebut di atas.
Source: Kompasiana
Sincerely,
Share this Article
