Mencari Tau Apa Yang Ada Di Lawang Sewu

Sabtu, 30 Juni 2012 : Juni 30, 2012

0 comments

Siang dengan panas terik yang cukup menyengat Mencari Tau apa yang ada di Lawang Sewu


Siang dengan panas terik yang cukup menyengat, jalanan penuh dengan lalu-lalang kendaraan yang berjalan pelan menunggu giliran, ditambah kerumunan orang-orang berbaris acak hingga melanggar pundak jalan demi sebuah antrian. Itulah citra tampak depan sebuah bangunan yang saya lihat saat kendaraan yang saya tumpangi masih sibuk mencari daerah parkir yang kosong. Maklum, daerah yang saya kunjungi kali ini memang nggak menyediakan daerah parkir khusus. Tapi terang itu menjadi kesempatan bagi warga sekitar untuk menambah mata pencaharian. Ya, menyediakan lahan parkir yang memanfaatkan lorong jalan sepi ataupun area depan ruko yang waktu itu saya lihat banyak yang tutup. Setelah kendaraan terparkir dengan aman, saya pribadi bergabung dalam antrian untuk mendapat tiket masuk sebuah bangunan yang berdiri megah di hadapan saya.
Siang dengan panas terik yang cukup menyengat Mencari Tau apa yang ada di Lawang Sewu


Lawang Sewu. Begitu orang-orang menyebutnya. Setiap mendengar nama Lawang Sewu, yang masuk dalam pikiran saya adalah Zaman Penjajahan Belandaacara televisi "Dunia Lain", dan menyerupai rumor yang beredar kebanyakan; "Mistis". Dan, di sini lah saya sekarang, akan menjelajah bangunan yang berjulukan Lawang Sewu dan melihat sendiri apa saja yang ada di dalamnya. Setelah mendapat tiket masuk dengan harga 10K untuk  pintar balig cukup akal dan 5K untuk anak-anak, saya menuju ke pos pengecekan tiket di entrance yang kedua, area lapang membentang dikelilingi banguan berlantai 3 dengan pohon besar yang rindang di tengahnya pribadi menyambut kedatangan saya selaku tamu agung. Tanpa diduga, bapak suami tiba-tiba pribadi mengambil posisi nyaman, bergabung dengan pengunjung lain, saat mengetahui ada live musik keroncong di bawah pohon rindang tersebut. Maklum, sanggup dibilang suam itu orangnya penikmat keroncong banget XD. Karena terlalu asik mendengarkan musik keroncong dengan suasana yang damai meskipun ramai pengunjung waktu itu, menciptakan saya malah mager saking ayemnya. Tapi, yamasak jauh-jauh ke Lawang Sewu dari Lamongan cuma mau nikmatin live musik keroncong? Yakali.. Saya pun bergegas dengan sedikit malas buat melanjutkan tujuan awal, yakni mengelilingi bangunan-bangunan di dalam area Lawang Sewu tersebut (meskipun kemarin belum sepenuhnya eksplor, gegara bocil yang ngajak kejar-kejaran dari sana ke sono dan keburu capek duluan waks :()
Siang dengan panas terik yang cukup menyengat Mencari Tau apa yang ada di Lawang Sewu

See Other Article

Bingung dengan rute awal yang harus diambil, saya memasuki salah satu pintu secara acak, yakni pintu yang berada di ujung, sempurna di bawah salah satu bagunan yang mempunyai tinggi berbeda dari dua bangunan di samping kanan-kirinya. Setelah beberapa langkah dari pintu, terdapat tangga yang menghubungkan lantai 1 dan 2 bangunan tersebut, tampak penuh dengan pengunjung, tentunya saya lebih menentukan untuk melangkah ke pintu lain yang berada di sebelah kiri tangga untuk memasuki ruang panjang dengan sekat dan dengan masing-masing pintu yang menghubungkan tiap ruangan, di beberapa ruangan tersebut terdapat bingkai figura yang menampilkan sedikit cuplikan sejarah Lawang Sewu. Selain cuplikan-cuplikan sekilas, terdapat juga beberapa ruang yang sengaja diisolasi/dikunci(?), menyerupai bekas ruang tahanan dan bunker penyimpanan yang katanya memang nggak sanggup dibuka dari "sananya".



Setelah puas mengelilingi sisi kiri bangunan, saya mengambil kesempatan saat tangga yang saya sebutkan sebelumnya terlihat tidak mengecewakan lenggang. Demi memenuhi rasa ingin tau saya, Meskipun nggak sanggup menelusuri lebih lanjut setiap ruangan yang berada di lantai 2 sebab terdapat rantai besi yang menjadi pembatas antara anak tangga paling atas dan lantai 2, saya cukup dimanjakan oleh pemandangan berupa beling besar dengan ornamen relief penuh warna yang konon katanya beling warna tersebut sudah dibentuk sekitar puluhan tahun kemudian tapi sama sekali nggak luntur warnanya meski berhadapan pribadi dengan sinar matahari, dan jangan ditanya bagaimana bagusnya beling tersebut saat saya melihatnya dari dalam dengan pencahayaan yang remang-remang. Menurut salah satu pemandu tour di sana, ornamen relief yang terdapat dalam beling warna itu bergotong-royong mempunyai makna tersendiri yang juga berbeda-beda dari masing reliefnya. Jadi.. makna dari setiap gambar pada empat ornamen relief beling di gedung Lawang Sewu adalah;
- Mozaik beling inlay pertama melambangkan kemakmuran dan keindahan alam Jawa beserta isinya, yang bermakna semua yaitu milik kekukasaan Hindia Belanda.
- Mozaik beling inlay yang kedua bercerita perihal Kota Semarang dan Batavia pada masa pemerintahan Hindia Belanda pada waktu itu.
- Mozaik beling inlay yang ketiga menggambarkan Kota Semarang dan Batavia sebagai sentra perdagaangan maritim atau maritim. Seolah-olah pemerintahan Hindia Belanda ingin menceritakan kebesaran armada maritimnya.
- Mozaik beling inlay yang keempat yaitu gambar dua orang wanita yang menggambarkan sosok Dewi Fortuna dan Dewi Venus. Sosok Dewi Fortuna atau dewi keberuntungan yang tergambar pada relief beling inlay menyiratkan makna bahwa pemerintahan Hindia Belanda selalu diberkahi dengan keberuntungan. Kemudian sosok Dewi Venus atau dewi kecantikan dan cinta kasih yang terbentuk dalam beling inlay menyiratkan bahwa pemerintahan Hindia Belanda mengharapkan selalu datangnya kejayaan. (kacainlay.com)
Siang dengan panas terik yang cukup menyengat Mencari Tau apa yang ada di Lawang Sewu



Setelah puas menikmati ornamen relief pada beling tersebut, saya kemudian melangkah menuju pintu lain yang terletak di sebelah kanan tangga, di mana pada salah satu ruangannya terdapat semacam tangga bawah tanah, mengutip info dari pemandu wisata di sana, tangga tersebut berfungsi untuk menuju ruang tahanan bawah tanah, tapi waktu itu tangga tersebut dipenuhi dengan air pasang, yang entah dari mana asalnya, sehingga daerah itu terlihat menyerupai sumur, dan fyi air tersebut juga berdasarkan warta pemandu lagi nih, ya, sanggup surut juga, tapi saya kurang terang kapan pastinya waktu pasang-surut air yang menggenangi tangga tersebut. Setelah sedikit berkeliling di bangunan depan dengan 3 belahan tersebut, saya kembali memasuki bangunan lain yang letaknya paling belakang. Setelah melewati satu ruangan dengan tangga penghubung lainnya, suam ngajak keluar, katanya sih, auranya agak gimanaaa gitu, takutnya bocil kenapa-napa, harap maklum, suam saya itu parno-an. Saya yang tentunya sependapat sama dia, nurut saja.

Akhirnya kami tetapkan untuk istirahat dan kembali pada area lapang yang menampilkan live musik keroncong tadi. Menikmati lagu-lagu yang dinyanyikan oleh para seniman dengan duduk-duduk manis dengan para pengunjung lain hingga benar-benar merasa puas..
Share this Article
< Previous Article
Next Article >
Copyright © 2019 Xomlic - All Rights Reserved
Design by Ginastel.com