Gopro Stop Produksi Drone

Sabtu, 20 April 2013 : April 20, 2013

0 comments



GoPro gres saja mengumumkan langkah yang mengejutkan pekan ini. Perusahaan itu memutuskan untuk menutup lini bisnis drone-nya alasannya pasar pesawat nirawak yang dianggap terlalu kompetitif.

Menurut GoPro, keputusan ini juga diambil alasannya kebijakan gres di Eropa dan Amerika Serikat secara tak eksklusif mengurangi jumlah permintaan drone. Faktor tersebut menciptakan GoPro keluar dari bisnis pesawat nirawak, sesudah menjual inventaris Karma yang tersisa.

Bersama dengan itu, GoPro dikabarkan turut memangkas sampai 300 karyawan dari divisi aerial yang bertanggung jawab mengembangkan drone Karma.


Drone Karma sudah dirundung problem semenjak pertama diluncurkan dengan harga 799 dollar AS (Rp 10 juta) pada selesai 2016. Pada November, selang sebulan sesudah dipasarkan, Karma ditarik kembali alasannya mengalami problem baterai.

Kiprah drone Karma buatan GoPro hanya seumur jagung. Pekan ini, pabrikan kamera agresi tersebut mengumumkan bakal keluar dari bisnis drone. Karma menjadi drone pertama sekaligus terakhir yang dibentuk GoPro.

Faktor-faktor ini menciptakan pasaran aerial jadi tak sanggup dipertahankan dan GoPro akan keluar dari pasaran sesudah menghabiskan stok Karma yang tersisa,” sebut GoPro dalam sebuah pernyataan.

GoPro menyampaikan bahwa Karma sebetulnya sempat duduk di posisi kedua dalam pasaran drone untuk kelas harganya, tetapi GoPro tetap kesulitan menerima untung.

Kemudian, wilayah pasar menyerupai Eropa dan Amerika Serikat menerapkan hukum yang lebih ketat soal drone sehingga makin membatasi ruang gerak Karma.

Karma kemudian menghadapi persaingan sengit dari produk gres macam Mavic Pro dari DJI yang sudah lebih dulu menguasai pasaran drone.

Keuangan perusahaan GoPro pun tidak menggembirakan. Pendapatan di kuartal IV-2017 diproyeksikan 340 juta dollar AS, jauh lebih rendah dibandingkan estimasi sebelumnya sebesar 470 juta dollar AS.

Sepak terjang bisnis GoPro sendiri sanggup dibilang cukup terpuruk selama tiga tahun terakhir. Sebelumnya, GoPro juga melaksanakan PHK terhadap 270 karyawan, tak cuma itu perusahaan juga melaksanakan hal yang sama ke lebih dari 200 karyawan full-time. Alhasil, perusahaan harus melaksanakan restrukturisasi besar-besaran.

Padahal, dalam laporan keuangan, perusahaan mengakui Karma berhasil berada dalam posisi kedua bisnis drone pada 2017. Namun, persaingan di pasar drone yang begitu kompetitif menciptakan perusahaan memutuskan untuk mundur dari bisnis pesawat nirawak.

See Other Article

"GoPro akan melanjutkan layanan dan santunan untuk konsumen GoPro," tulis perusahaan dalam keterangannya.

Sebelumnya, GoPro juga dilaporkan telah merumahkan sejumlah besar karyawannya yang berada di bisnis drone.


"Aku menerbangkan GoPro Karma-ku untuk yang kedua kalinya. Tiba-tiba saja drone tersebut kehilangan tenaga di ketinggian 170 kaki dan jatuh ke tanah. Saya telah menghubungi pihak GoPro Support dan mengunggah foto dan log penerbangan drone," kata Warholak.

Selain itu, Tony Bates yang ditunjuk sebagai Presiden pada Juni 2014, menyatakan akan mengundurkan diri pada selesai 2017. Ia sebelumnya ialah Executive Vice President Microsoft dan Chief Executive Officer (CEO) Skype Technologies SA.

Melalui surat yang diterima oleh karyawan yang terancam PHK, GoPro menjelaskan, pemutusan hubungan kerja ini merupakan bab dari restruktur bisnis. Tujuannya untuk menyelaraskan sumber daya dengan bisnis.

Meski pemberitahuan PHK telah diumumkan melalui surat, karyawan-karyawan yang terdampak masih akan bekerja sampai mendapatkan honor pada 16 Februari 2017.
GoPro akan terus memperlihatkan layanan dan santunan kepada para pelanggan.

Gaji CEO Nicholas Woodman pun dikurangi sampai 1 dollar AS dalam rangka menghemat pengeluaran. Sementara harga kamera aksi flagship Hero 6 Black dipangkas dari 499 dollar AS (Rp 6,7 juta) menjadi 399 dollar AS (Rp 5,3 juta) untuk mendorong penjualan.

Untuk informasi, pesawat nirawak GoPro yang rilis pada 2016 harus diakui memang kurang berhasil. Pada November 2016, GoPro mengumumkan penarikan 2.500 unit pesawat nirawak tersebut.

GoPro pun menarik kembali unit drone GoPro Karma bermasalah tersebut. Saat itu, konsumen diminta untuk me-refund (pengembalian dana) pembelian GoPro.

Menurut keterangan, drone Karma ditarik karena beberapa pengguna melaporkan, ketika diterbangkan, pesawat nirawak itu kehilangan tenaga sehingga terjatuh menghantam tanah.
Pada kenyataannya, penjualan produk GoPro terus terpuruk. Pemasukan perusahaan pembesut kamera aksi ini pada 2016 bahkan merosot ketimbang 2015.

Proses restrukturisasi mengurangi biaya operasional sebesar US$ 650 juta atau sekitar Rp 8,6 triliun dan sanggup mencapai tujuan perusahaan untuk mengembalikan laba pada tahun ini. Sementara, restrukturisasi sendiri memakan biaya US$ 33 juta (Rp 439 miliar).

Karena pemasukan berkurang, otomatis GoPro juga harus mengalami kerugian sebesar US$ 420 juta (Rp 5,6 triliun) pada 2016. Karena rugi bandar, jadinya GoPro mau tak mau harus memotong jumlah karyawannya semoga laju finansial perusahaan tetap bergerak stabil.


Share this Article
< Previous Article
Next Article >
Copyright © 2019 Xomlic - All Rights Reserved
Design by Ginastel.com