1. Inflasi dan BI Rate
BI rate atau suku bunga Bank Indonesia, merupakan tingkat suku bunga untuk satu tahun yang ditetapkan oleh BI sebagai patokan bagi suku bunga pinjaman maupun simpanan bagi bank dan atau lembaga-lembaga keuangan di seluruh Indonesia.
Sementara bagi BI sendiri, BI rate adalah suku bunga bagi Sertifikat Bank Indonesia (SBI), yang disalurkan ke bank-bank. Selain BI rate, BI juga memiliki beberapa instrumen lainnya yang juga bertujuan untuk menekan pertumbuhan inflasi.Misalnya sukuk, obligasi ritel Indonesia, surat utang negara, dll.
Penyebab tingginya inflasi kan karena jumlah uang yang beredar di masyarakat kelewat banyak.
Ketika jumlah uang cash yang beredar di masyarakat berkurang, pertumbuhan inflasi memang akan tertekan. Namun disisi lain juga beresiko menekan pertumbuhan ekonomi.
Ketika inflasi mulai naik tidak terkendali, maka efeknya adalah biaya operasional para perusahaan yang terdaftar di BEI menjadi membengkak, karena naiknya harga bahan baku, gaji karyawan, dll.
Namun, naiknya BI rate tidak akan serta merta menguatkan IHSG, karena yang jadi concern investor bukanlah BI rate-nya, melainkan tingkat inflasi.
table inflasi 3 tahun terakhir
Grafik time series
HUBUNGAN BI RATE TERHADAP SAHAM-SAHAM SEKTOR KONSTRUKSI, PROPERTY DAN BANKING
Bank Indonesia biasanya mengumumkan perubahan BI Rate setiap bulan, Pengumuman ini biasanya ditunggu oleh para pelaku pasar modal untuk melakukan posisi trading pada saham-saham sektor Konstruksi, Property dan Banking.
"Jika BI Rate Turun atau Tetap Maka Saham-saham Konstruksi, Property dan Banking akan bergerak Naik. tapi, Jika BI Rate naik yang terjadi adalah sebaliknya. meskipun tidak bisa dijadikan patokan karna dalam kondisi tertentu market bisa saja anomali."
"Jika BI Rate Turun atau Tetap Maka Saham-saham Konstruksi, Property dan Banking akan bergerak Naik. tapi, Jika BI Rate naik yang terjadi adalah sebaliknya. meskipun tidak bisa dijadikan patokan karna dalam kondisi tertentu market bisa saja anomali."
Share this Article