Saya lupa pernah nulis di mana, sepertinya di status Facebook. Saya pernah menyuarakan kegelisahan dan kegeraman saya pada penumpang kereta atau angkot yang seenaknya membuang bekas makanan atau kulit buah di dalam kendaraan. Bahkan saking gregetannya, saya pernah menyuruh seorang ibu memungut sampah kulit lengkeng yang dibuangnya di lantai kereta.
"Bu, sampahnya masukin sini, jangan dibuang di lantai" sahut saya ketus
Kebetulan saya memang selalu membawa plastik kecil kemana-mana. Biasanya buat macam-macam keperluan, entah untuk belanjaan, atau untuk tempat payung basah.
Urusan "nyampah" ini bisa dikatakan udah jadi masalah nasional sih. Entah kenapa banyak yang menganggap bahwa jalanan, lantai angkot, lantai kereta, atau lantai bis, bisa jadi "tempat sampah" raksasa? Dengan entengnya main buang sampah bekas minum, bekas makan begitu saja.
Dalihnya "ga ada tempat sampah!"
Aiihhh, emangnya kalau ga ada tempat sampah trus bisa seenaknya buang sampah begitu aja? Apa karena ga ada tempat sampah jadi boleh buang sampah sembarangan?
Hei, kalau kamu mau bersih, jaga donk kebersihannya! Kebersihan itu mulainya dari diri sendiri, bukan dari tukang sampah!
Ada ga ada tempat sampah, ada ga ada peringatan untuk tidak membuang sampah, mustinya kita yang sadar untuk menjaga kebersihan. Bukankah melihat tempat yang bersih itu menyenangkan?
Nah, kalau merasa bersih dan rapi itu menyenangkan, ya dijaga sendiri donk. Ga enak kan kalau lihat sampah bertebaran? Ya jangan memulainya. Jangan jadi orang pertama yang membuang sampah!
Lihat kereta bersih, enak kan? Lihat rumah sakit bersih, lihat mall bersih, lihat kantor bersih, enak kan? Apakah itu kerjaannya tukang sapu? OB? Cleaning Service? Tukang sampah? Ohooo, bukan, itu kontribusi anda yang mau menjaga kebersihan.
Malu kan membuang sesuatu di tempat yang tanpa sebutir sampah?
Nah!
Kenapa ga diterapkan itu dalam kehidupan sehari-hari? Malu buang sampah sembarangan!
So, kalau mau sebuah tempat rapi dan bersih, yuk, mulai dari diri sendiri, jaga lah kebersihannya. Buang lah sampah pada tempat dan saatnya.
Kalau ga nemu tempat sampah? Kantongi sendiri sampahmu! Kantongi dulu aja kuy sampahnya, bisa kan? Simpen dulu sampai nemu tempat sampah. Senang kan lihat tempat yang bersih?
"Bu, sampahnya masukin sini, jangan dibuang di lantai" sahut saya ketus
Kebetulan saya memang selalu membawa plastik kecil kemana-mana. Biasanya buat macam-macam keperluan, entah untuk belanjaan, atau untuk tempat payung basah.
Urusan "nyampah" ini bisa dikatakan udah jadi masalah nasional sih. Entah kenapa banyak yang menganggap bahwa jalanan, lantai angkot, lantai kereta, atau lantai bis, bisa jadi "tempat sampah" raksasa? Dengan entengnya main buang sampah bekas minum, bekas makan begitu saja.
Dalihnya "ga ada tempat sampah!"
Aiihhh, emangnya kalau ga ada tempat sampah trus bisa seenaknya buang sampah begitu aja? Apa karena ga ada tempat sampah jadi boleh buang sampah sembarangan?
Hei, kalau kamu mau bersih, jaga donk kebersihannya! Kebersihan itu mulainya dari diri sendiri, bukan dari tukang sampah!
Ada ga ada tempat sampah, ada ga ada peringatan untuk tidak membuang sampah, mustinya kita yang sadar untuk menjaga kebersihan. Bukankah melihat tempat yang bersih itu menyenangkan?
Nah, kalau merasa bersih dan rapi itu menyenangkan, ya dijaga sendiri donk. Ga enak kan kalau lihat sampah bertebaran? Ya jangan memulainya. Jangan jadi orang pertama yang membuang sampah!
Lihat kereta bersih, enak kan? Lihat rumah sakit bersih, lihat mall bersih, lihat kantor bersih, enak kan? Apakah itu kerjaannya tukang sapu? OB? Cleaning Service? Tukang sampah? Ohooo, bukan, itu kontribusi anda yang mau menjaga kebersihan.
Malu kan membuang sesuatu di tempat yang tanpa sebutir sampah?
Nah!
Kenapa ga diterapkan itu dalam kehidupan sehari-hari? Malu buang sampah sembarangan!
So, kalau mau sebuah tempat rapi dan bersih, yuk, mulai dari diri sendiri, jaga lah kebersihannya. Buang lah sampah pada tempat dan saatnya.
Kalau ga nemu tempat sampah? Kantongi sendiri sampahmu! Kantongi dulu aja kuy sampahnya, bisa kan? Simpen dulu sampai nemu tempat sampah. Senang kan lihat tempat yang bersih?
Bawa Tas Belanja Sendiri
Nah ini adalah hobi saya beberapa tahun terakhir. Jauh sebelum muncul peraturan pemerintah yang sempat mengenakan biaya pada plastik belanja.
Ceritanya, saya prihatin banget dengan banyaknya plastik bertebaran di mana-mana. Padahal, plastik adalah benda yang sangat susah diurai dan tidak mudah hancur. Kebayang kan tumpukan sampah akan semakin menggunung jika kita terus saja menambahi sampahnya.
So, walau pun saya belum bisa sepenuhnya lepas dari plastik karena masih doyan jajan minuman kemasan, msih suka belanja makanan yang pakai wadah plastik, masih suka bela beli ini itu yang masih pakai plastik. Tapi, tiap kali jalan, saya selalu membawa tas belanja berbahan kain ke mana-mana. Seringnya sih saya akan selalu mengantongi tas belanja bekas kantong goodie bag.
Kalau belanja ke mini market, pasar, atau super market, saya pasti akan menolak plastik
"saya bawa kantong sendiri mba, pakai ini aja" seru saya sambil menyodorkan kantong goodie bag
Pernah saya kelupaan bilang ke kasir, alhasil belanjaan yang sudah ddimasukkan ke plastik saya bongkar dan masukkan ke kantong belanja sendiri, plastiknya saya kembalikan.
Kalau belanja bulanan dalam jumlah banyak, saya biasanya minta kardus ke kasir. Mba, masukkan ke dalam kardus aja ya. Beberapa super market malah senang diminta begini, mereka akan menyediakan kardus-kardus untuk memasukkan belanjaan customer.
Mengumpulkan Minyak Jelantah
Bu ibuuu, kalau punya minyak jelantah, minyak bekas menggoreng yang sudah tak terpakai, biasanya diapain? Dibuang, disiram ke tanah, disiram ke selokan, atau dibuang ke tempat cucian piring?
Kalau ibu-ibu sayang lingkungan, baiknya jangan dibuang ke tanah ya. Kenapa? Karena minyak akan mengurangi kesuburan tanah. Kasihan kan tanahnya? Pun, jangan buang ke selokan, karena airnya akan mengalir ke kali, sungai, dan akhirnya ke laut. Kebayang kan kalau laut kita bakal jadi apa? Yup, jangan deh ya. Buang ke bak cucian piring pun jangan. Kenapa? Karena saluran air lama-lama akan mampat. Minyak yang berpadu dengan sabun lama-lama akan membentuk lapisan yang akan bisa memunculkan flek-flek di dinding saluran pembuangan, dan ini bisa menyebabkan saluran pembuangan menjadi mampet. Ribet kan?
So, better sisa-sisa minyak bekas menggoreng ini dikumpulkan aja/ Lha kog dikumpulkan? Iyap, kumpulkan aja. Minyak jelantah ini masih bisa dimanfaatkan dan didaur ulang. Bisa jadi sabun, bisa jadi bahan bakar kendaraan (bus trans bogor pakai ini), dan berbagai bahan lain. Nanti saya akan buat post tersendiri soal ini yaa.
So teman-teman, itu adalah beberapa hal yang bisa dilakukan dalam rangka mencintai lingkungan yang ada di sekitar kita. Bumi ini butuh kita untuk peduli. Yuk sayangi lingkungan, mulai dari diri sendiri.
Bagaimana upaya cinta lingkungan versimu, teman? Share yuuk
Sumber https://dapurbunda3f.blogspot.com/
Share this Article