Pernah gak kamu jatuh hati? Tentu hampir semua orang pasti pernah jatuh hati. Jatuh hati apaan sih? Yaelah, gitu aja masih bingung. Jatuh cinta, tau gak? Ya sama kayak gitulah. Dalam hidup, aku pernah merasakan dua kali jatuh hati. Yang pertama, jelas mantan pacar. Dia adalah cewek pertama yang membuatku jatuh hati. Yang kedua, dia adalah gebetanku saat ini. Eh, tunggu sebentar! Bener gebetan gak ya? Pokoknya deket gitulah, hehehe.
Pada umumnya, jatuh hati akan mengorbankan sesuatu. Entah itu waktu, uang dan banyak hal lain. Tapi, ada satu hal yang sangat disayangkan untuk dikorbankan, yaitu: kebahagiaan diri sendiri. Mungkin itu yang kurasakan, aku hanya mengejar kebahagian sang gebetan tanpa memperhatikan kebahagiaanku sendiri. Memang ironi, apalagi ada stigma dalam otak yang bilang bahwa jika sang gebetan senang, aku juga akan senang. Ada benarnya, ada kalanya aku juga senang saat mendengarkan gebetan tertawa. Kadang kala juga berasa hampa tidak ada apa-apa.
Hal yang paling aku benci dari jatuh hati adalah memaksakan diri. Aku merasa otak dan badan sudah dalam penguasaan perasaan, meskipun sudah tidak kuat, tapi perasaan seakan-akan terus menerus memaksaku untuk melakukan sesuatu. Meskipun sebenarnya aku senang-senang saja, tapi apakah tidak bisa gitu ya tanpa memaksakan diri? Hei perasaan, kenapa kamu begitu ngotot sih?
Oh iya, kenapa aku menyertakan kata “aku menyayangimu” dalam judul? Biar pada tahu aja, mengatakan kata itu sangat mudah tapi saat tidak sadarkan diri. Bangun tidur misalnya. Dua kata itu sebenarnya kata pamungkas, ibarat perang, dua kata itu adalah bendera kemenangan. Aku suka mengatakan itu, namun aku tak berani mengungkapnya secara terus menerus disetiap kesempatan waktu. Aku takut, jika sang gebetan menganggap dua kata itu lebih murah dari kata “selamat pagi”, yang notabene gak pernah aku ucapkan untuk dia.
Seingatku, hanya dua kali ku tulis dan satu kali ku ucapkan untuk gebetan. Itu sudah cukup bagiku untuk menunjukkan sedikit kejantananku. Ya walaupun hanya telfon. Ah palingan kamu mengira aku pengecut, tapi memang benar aku pengecut. Aku memang suka sekali gugup jika berbicara terus terang tentang perasaan di depan wanita yang ku sukai. Ku harap hal ini tidak berlarut sampai pelaminan. Masak iya, aku gugup saat mengucapkan akad. Haduh, berabe bro!
Terus apa? Aku hanya ingin berbagi saja. Buat semuanya, jangan pernah mudah mengucapkan “aku menyayangimu”. Bagi wanita, dua kata itu sudah dapat melunturkan hatinya. Seperti ice cream di atas kompor, langsung meleleh. Dan karena itu, kebanyakan pria akan memanfaatkan momen itu untuk melakukan hal-hal yang tak patut. Meskipun menyayangi, tapi ada batasannya dong! Kecuali kalau sudah berumah tangga, karepmu..
Intinya, aku tidak romantis.
Sumber https://detakpustaka.blogspot.com/
Share this Article