Konsep Menulis Laporan Ilmiah

Rabu, 11 Mei 2016 : Mei 11, 2016

0 comments

Makalah Bahasa Indonesia 2

Konsep Menulis Laporan Ilmiah
Disusun Oleh
13113352
3KA12


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang "Konsep Menulis Laporan Ilmiah" ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
            Saya menulis makalah ini atas tugas yang diberikan oleh Ibu Rafiqa Maulidia, S.IP. selaku dosen mata kuliah softskill Bahasa Indonesia 2.
       Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan saya dengan senang hati menerima kritik dan saran agar makalah ini bisa menjadi lebih baik lagi.



Depok, 10 Mei 2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1          Latar Belakang
               Metode Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmuwan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini menggunakan langkah-langkah yang sistematis, teratur dan terkontrol. Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah.
           Metodis, berarti dalam proses menemukan dan mengolah pengetahuan menggunakan metode tertentu, tidak serampangan. Sistematis, berarti dalam usaha menemukan kebenaran dan menjabarkan pengetahuan yang diperoleh, menggunakan langkah-langkah tertentu yang teratur dan tearah sehingga menjadi suatu keseluruhan yang terpadu.
          Penelitian adalah langkah sistematis dalam upaya memecahkan masalah. Penelitian merupakan penelaahan terkendali yang mengandung dua hal pokok yaitu logika berpikir dan data atau informasi yang dikumpulkan secara empiris. Logika berpikir tampak dalam langkah-langkah sistematis mulai dari pengumpulan, pengolahan, analisis, penafsiran dan pengujian data sampai diperolehnya suatu kesimpulan. Informasi dikatakan empiris jika sumber data mengambarkan fakta yang terjadi bukan sekedar pemikiran atau rekayasa peneliti. Penelitian menggabungkan cara berpikir rasional yang didasari oleh logika atau penalaran dan cara berpikir empiris yang didasari oleh fakta atau realita.
           Penelitian sebagai upaya untuk memperoleh kebenaran harus didasari oleh  proses berpikir ilmiah yang dituangkan dalam metode ilmiah. Metode ilmiah adalah kerangka landasan bagi terciptanya pengetahuan ilmiah. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode ilmiah mengandung dua unsur penting yakni pengamatan “observation" dan penalaran “reasoning". Metode ilmiah didasari oleh pemikiran bahwa apabila suatu pernyataan ingin diterima sebagai suatu kebenaran maka pernyataan tersebut harus dapat diverifikasi atau diuji kebenarannya secara empirik “berdasarkan fakta".

1.2   Rumusan Masalah
1.     Apakah konsep laporan ilmiah?
2.     Apa saja jenis-jenis laporan ilmiah?
3.     Apa saja proses penyusunan laporan ilmiah?
4.     Bagaimana persyaratan menulis laporan ilmiah?

1.3   Tujuan Penulisan
1.     Mengetahui konsep laporan ilmiah
2.     Mengetahui jenis-jenis laporan ilmiah
3.     Mengetahui proses penyusunan laporan ilmiah
4.     Mengetahui persyaratan menulis laporan ilmiah


 BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Konsep Laporan Ilmiah
            Konsep dari laporan ilmiah adalah berkaitan dengan penelitian, fakta, dan objektif dari permasalahan yang dibahas dalam laporan ilmiah. Maka laporan ilmiah itu harus objektif dan sesuai dengan fakta yang ada, serta disusun secara sistematis.
  • ·      Pengertian Karya Ilmiah
Karya ilmiah adalah hasil pemikiran seorang ilmuan (yang berupa hasil pengembangan) yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang diperoleh melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, penelitian dan pengetahuan orang sebelumnya (Setiawan, 2010 : 51).
  • ·      Penyusunan Karya Ilmiah
Penyusunan karya ilmiah harus memnuhi kaidah, antara lain :
  1. Penyebutan sumber tulisan yang jelas.
    Jika penyusunan karya ilmiah mengutip pendapat orang lain, maka sumber kutipan itu harus disebutkan dengan jelas dan lengkap.
  2. Memenuhi kaidah penulisan kata, frasa, dan kalimat yang sesuai dengan bahasa yang baik dan benar (Wardani, 2007 : 20).
Ciri-ciri bahasa keilmuan sebagai media karya ilmiah antara lain:
  1. Reproduktif, artinya bahwa maksud yang ditulis oleh penulisnya diterima dengan makna yang sama oleh pembaca.
  2. Tidak ambigu, artinya tidak bermakna ganda akibat penulisnya kurang menguasai materi atau kurang mampu menyusun kalimat dengan subjek dan predikat yang jelas.
  3. Tidak Emotif, artinya tidak melibatkan aspek perasaan penulis. Hal-hal yang diungkapkan harus rasional, tanpa diberi tambahan pada subjektifitas penulisnya.
  4. Penggunaan bahasa baku dalam ejaa, kata, kalimat dan paragraf. Penulis harus menggunakan bahasa mengikuti kaidah tatabahasa agar tulisannya tidak mengandung salah tafsir bagi pembaca.
  5. Penggunaan istilah keilmuan, artinya penulis karya ilmiah harus mempergunakan istilah-istilah keilmuan bidang tertentu sebagai bukti penguasaan penulis terhadap ilmu yang tidak dikuasai oleh penulis pada bidang yang lain.
  6. Bersifat dekoratif, artinya penulis dalam karya ilmiah harus menggunakan istilah atau kata yang hanaya memiliki satu makna.
  7. Rasional, artinya penulis harus menonjolkan keruntutan pikiran yang logis, alur pemikiran yang lancer, dan kecermatan penulisan.
  8. Ada kohesi antarkalimat pada setiap paragraf  dalam setiap bab.
  9. Bersifat straightforward atau langsung ke sasaran. Tulisan ilmiha hendaknya tidak berbelit-belit, tetapi langsung ke penjelasan atau paparan yang hendak disampaikan kepada pembaca. Penggunaaan kalimat efektif, artinya kalimat itu padat berisi, tidak berkepanjangan (bertele-tele), sehingga makna yang hendak disampaikan kepada pembaca tepat mencapai sasaran(Rahayu, 207 : 50).

2.2          Jenis-Jenis Laporan Ilmiah

See Other Article

1. Laporan Lengkap (Monograf) adalah laporan hasil penelitian yang lengkap atau berisi:
  • Proses penelitian secara menyeluruh dengan mengutarakan semua teknik dan pengalaman peneliti dalam melaksanakan penelitian.
  • Teknik penulisan harus menjelaskan hal-hal yang sebenarnya terjadi
  • Menjelaskan hal-hal yang sebenarnya terjadi di setiap tahap analisis misalnya tentang penggantian/penukaran teknik/model yang digunakan.
  • Menyampaikan kegagalan yang dialami dan kendala yang dihadapi
  • Organisasi laporan harus disusun secara sistematis (misalnya: judul bab, subbab dan seterusnya, haruslah padat dan jelas).
2.     Artikel Ilmiah
  • Artikel ilmiah biasanya merupakan peranan dari laporan lengkap.
  • Isi artikel ilmiah harus difokuskan kepada masalah penelitian tunggal yang obyektif.
  • Artikel ilmiah merupakan pemantapan informasi tentang materi-materi yang terdapat dalam laporan lengkap.
3.       Laporan  Ringkas
      Laporan ringkas adalah penulisan kembali isi laporan atau artikel dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti dengan bahasa yang tidak terlalu teknis (untuk konsumsi masyarakat umum). Laporan ini hanya memuat temuan-temuan utama saja tanpa menyajikan desain dan metode yang dipakai dalam melakukan penelitian.
4.     Laporan untuk Administrator dan Pembuat Keputusan
        Laporan yang memuat tentang hal-hal penting dalam pembuatan keputusan oleh pihak pimpinan. Laporan ini tidak perlu dalam bentuk lengkap, karena pihak adminidstrator dan pembuat kebijakan tidak memerluhkan laporan demikian.
5.     Kerangka laporan Ilmiah terdiri dari :
1)      Bagian Pembuka
  • o Cover
  • o   Halaman judul
  • o   Halaman pengesahan
  • o   Abstraksi
  • o   Kata pengantar
  • o   Daftar isi
2)      Bagian Isi
Bab I Pendahuluan
1.1   Latar belakang masalah
1.2   Perumusan masalah
1.3   Pembahasan atau pembatasan masalah
1.4   Tujuan penelitian
1.5   Manfaat penelitian
Bab II Kajian teori atau tinjauan keputusan
 2.1  Pembahasan teori
2.2  Kerangka pemikiran dan argumentasi keilmuan
2.3  Pengajuan hipotesis
Bab III Metodologi penelitian
3.1  Waktu dan tempat penelitian
3.2  Metode dan rancangan penelitian   
3.3  Populasi dan sampel
3.4  Instrumen penelitian
3.5  Pengumpulan data dan analisis data
Bab IV Hasil penelitian         
4.1  Jabaran Variabel penelitian
4.2  hasil penelitian
4.3  Pengajuan hipotesis
4.4 Diskusi ppenelitian, mengungkapkan pandangan teoritis tentang hasil yang didapatkan.
Bab V Penutup
5.1   Kesimpilan
5.2   Saran
3)      Bagian penunjang
  • Daftar pustaka
  • Lampiran- lampiran antara lain instrument penelitian
  • Daftar tabel
Sedangkan macam-macam laporan ilmiah adalah sebagai berikut:
1.     Laporan Periodis
Laporan yang diserahkan setiap periode regular dan dimaksudkan untuk menyediakan informasi tentang status organisasi atau aktivitasnya. Laporan bulanan, triwulan, atau catur wulan atau tahunan oleh Kepala Bagian, Kepala Sekolah atau Pemimpin Pesero kepada pemegang pesero adalah contoh-contoh laporan periodis.
2.     Laporan Kemajuan
Laporan yang disertakan guna menyediakan informasi tentang kemajuan suatu rencana usaha, seperti pembangunan bendungan dan proyek penelitian.
3.     Laporan Hasil Uji
Laporan yang diserahkan guna menyediakan laporan tangan pertama tentang pengetahuan suatu benda(biasanya berupa kesimpulan), seperti kondisisuatu bangunan, pabrik atau sumber alam.
4.     Laporan Rekomendasi
Laporan yang diserahkan guna menyediakan keterangan dasar atau pujian terhadap sesuatu guna pertimbangan dalam tindakan berikutnya. Misalnya, laporan tentang letak daerah atau lokasi pabrik atau gedung bioskop, dan nasihat cara menaikkan efisiensinya.
5.     Laporan Penelitian
Laporan yang diserahkan untuk memberi tahu tentang penemuan yang tidak diketahui sebellumnya dan diperoleh dari percobaan, penyelidikan, kuesioner, data akumulasi, dan sebagainya. Berbagai laboratorium lembaga penelitian, universitas, stasiun pertanian, stasiun meteorology, kantor pemerintah, dan organisasi penelitian swasta secara tetap menerbitkan laporan-laporan itu.
Dengan melihat penggolongan laporan ilmiah tersebut, suatu prinsip yang dapat ditemui dalam setiap laporan ilmiah adalah kaidah-kaidh ilmiahnya, yang mungkin berbeda-beda menurut setiap bidang ilmu. Walaupun sangat beragam dan variatif, macam, laporan ilmiah dapat dikategorikan menjadi hal-hal berikut:
1.     Laporan Kemajuan
Laporan yang disampaikan untuk melihat perkembangan kemajuan atau langkah yang telah ditempuh, untuk melihat kemungkinan munculnya kesulitan dan bagaimana rencana antisipasinya.
2.     Laporan Akhir
Laporan ini dapat didahului laporan kemajuan untuk melihat pencapaian yang diperoleh antara yang dicerminkan dalam usulan penelitian, laporan kemajuan dan laporan akhir.
3.     Laporan Berkala
Laporan ini disusun untuk melihat suatu kinerja yang melibatkan karakter keilmiahan, dalam suatu periode waktu tertentu sehingga dapat diperoleh suatu gambaran dinamika dari periode yang satu dengan periode lainnya.
4.     Laporan Hasil Uji
Laporan ini peru juga menyertakan rekomendasi, setelah disampaikan informasi ilmiah ilmiah tentang tentang sesuatu, karena dimungkinkan akan menjadi dasar suatu kebijakan tertentu.

2.3     Proses Penyusunan Laporan Ilmiah
           Dalam menyusun karya ilmiah ada berbagai tahapan yang diperlukan antaralain adalah sebagai berikut :
1.     Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan, penulis suatu karya ilmiah harus mempersiapkan topik. Hal ini berarti penulis harus menentukan apa yang dibahas dalam tulisan. Kadang-kadang topik ditentukan oleh dosen, tetapi kadang pemilihan topik ditentukan oleh mahasiswa itu sendiri secara bebas. Topik dapat dipilih misalnya mengenai persoalan kemasyarakatan,  pertanian, manajemen, sumber daya manusia, hukum, dan sebagainya. Tahap persiapan atau prapenulisan adalah ketika penulis menyiapkan diri, mengumpulkan informasi, merumuskan masalah, menentukan fokus, mengolah informasi, menarik tafsiran terhadap realitas yang dihadapinya, berdiskusi, membaca, mengamati, dan lain-lain yang memperkaya masukan kognitif yang akan diproses selanjutnya. Dalam tahap persiapan dilakukan:
  • Pemilihan masalah atau topik dan mempertimbangkan
  • Topik yang akan di pilih harus yang ada di sekitar penulis.
  • Topik yang di pakai harus topik yang paling menarik dari topik yang ada.
  • Pembahasan harus terpusat pada segi lingkup sempit dan terbatas.
  • Memilki data dan fakta yang obyektif dan mencukupi.
  • Harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya meskipun sedikit.
  • Harus memiliki sumber acuan atau bahan kepustakaan yang bisa dijadikan referensi.
  • Pembatasan topik atau penentuan judul
  • Pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah dilakukan.
  • Penentuan judul dapat dilakukan sebelum penulisn karya ilmiah atau setelah selesai  penulisan karya ilimiah tersebut.
  • Penentuan judul karya ilmiah harus dapat menjawab dari pertanyaan yang mengandungunsure 4W + 1H yakni what (apa), why (kenapa), who (siapa), where (dimana) dan how (bagaimana).
  • Pembuatan kerangka karangan (outline)
  • Membimbing untuk memulai menyusun kerangka karangan.
  • Membuat pedoman penulisan karya ilmiah sehingga tidak menjadi tumpang tindih dalam penulisannya.
  • Pembuatan rencana daftar isi dari karya ilmiah. 2.
  • Tahap Pengumpulan Data
2.     Tahap pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan peristiwa, mencari informasi melalui wawancara informan, mencari informasi melalui pencatatan dokumen dalam kartu data, melakukan eksperimen di laboratorium, melakukan rekaman audio, dan catatan lapangan yang lengkap yang diperlukan dalam tahap-tahap penelitian. Pada tahap pengumpulan data hal yang di lakukan antara lain sebagai berikut :
  • Pencarian berbagai keterangan dari bahan bacaan atau referensi tentang karya tulis yang kita buat.
  • Pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui masalah yang akan dijadikan tema dalam karya ilmiah.
  • Pengamatan langsung (observasi) ke obyek yang akan diteliti dan dijadikan tema dari karya ilmiah.
  • Melakukan percobaan di labolatorium atau pengujian data di lapangan.
3.     Tahap Pengorganisasian atau Pengonsepan
Setelah kita mengumpulkan berbagai data yang kita peroleh, maka tahap selanjutnya tahap pengonsepan data. Pada tahap pengonsepan ini adalah kita melakukan penyeleksian data yang kita peroleh dari berbagai refensi dan sumber media yang membantu proses dalam karya ilmiah kita dan kemudian kita mengelompokan bahan dari berbagai referensi.
Pengelompokan bahan untuk mengorganisasikan bagian mana yang akan temasuk dalam karya ilmiah, data yang telah terkumpul diseleksi kembali dan dikelompokan sesuai jenis, sifat dan bentuk data. Pengkonsepan karya ilmiah dilakuakn sesuai dengan urutan dalam kerangka karangan yang telah ditetapkan.
4.     Tahap Penyuntingan Konsep
Sebelum mengetik konsep, penelitian harus memeriksa data yang sudah dianalisis tersebut. Hal-hal yang tidak koheren atau penjelasan yang berulang-ulang dapat diedit. Pada tahap ini bertujuan untuk Melengkapi data yang dirasa masih kurang. Membuang dan mengedit data yang dirasa tidak relevan serta tidak cocok dengan  pokok bahasan karya ilmiah.
Mengedit setiap kata-kata dalam karya ilmiah untuk menghindari penyajian bahan- bahan secara berulang-ulang atau terjadi tumpang tindih antara tulisan satu dengan tulisan yang lain. Mengedit setiap bahasa yang ada dalam karya ilmiah untuk menghindari pemakaian  bahasa yang kurang efektif, contoh dalam penyusunan dan pemilihan kata,  penyesuaian kalimat, penyesuaian paragraf, maupun penerapan kaidah ejaan sesuai EYD.
5.     Tahap Penyajian
Dalam tahap penyajian, peneliti siap menyusun karya ilmiah tersebut untuk dibaca orang lain. Maka, penataan segi teknis dan materi harus diperhatikan dengan cermat oleh  peneliti karya ilmiah. Teknik penyajian karya ilmiah harus dengan memperhatikan :
  • Segi kerapian dan kebersihan karya ilmiah itu.
  • Tata letak (layout) unsur-unsur dalam format karya ilmiah, misal pada halaman pembuka, halaman judul, daftar isi, daftar table, daftar grafik, daftar gambar, daftar pustaka, dll.

2.4          Persyaratan Menulis Laporan Ilmiah
Adapun syarat bagi penulisan laporan ilmiah adalah sebagai berikut:
  1. Komunikatif, yaitu uraian yang disampaikan dapat dipahami pembaca. Kata dan kalimat yang disusun penulis hendaknya bersifat denotative, sehingga tidak menimbulkan penafsiran ganda pada pembaca. Pemahaman penulis hendaknya sama dengan pemahaman pembaca.
  2. Bernalar, yaitu tulisan itu harus sistematis, berurutan secara logis, ada kohesi dan koherensi., dan mengikuti metode ilmiah yang tepat, dipaparkan secara objektif, benar dan dapat dipertanggungjawabkan.
  3. Ekonomi, yaitu kata atau kalimat yang ditulis hendaknya diseleksi sedemikian rupa sehingga tersusun secara padat berisi.
  4. Berdasarkan landasan teori yang kuat, yaitu suatu hasil karya ilmiah bukan subjektivitas penulisnya, tetapi harus belandasan pada teori-teori tertentu yang dikuasai secara mendalam oleh penulis. Penulis melakukan kajian berdasarkan teori-teori tersebut.
  5. Tujuan harus relevan dengan disiplin ilmu tertentu, yaitu tulisan ilmiah itu ditulis oleh seseorang yang menguasai suatu bidang ilmu tertentu. Maka, tulisan ilmiahnya harus menunjukkan kedalam wawasan dan kecermatan pikiran berkaitan dengan disiplin ilmu tertentu tersebut. Penguasaan penulis pada disiplin ilmu tertentu akan tampak melalui teori, pendekatan, pemaparan yang selalu berlandaskan pada prinsip-prinsip ilmu tertentu.
  6. Memiliki sumber penomeran mutakhir, yaitu tulisan ilmiah harus mempergunakan landasan teori berupa teori mutakhir (terbaru). Penulis ilmiah harus mencermati teori-teori mutakhir melalui penelusuran imternet atau jurnal ilmiah.
  7. Bertanggung jawab, yaitu sumber data, buku acuan, dan kutipan harus secara bertanggungjawab disebutkan dan ditulis dalam karya ilmiah. Teknik penulisan yang tepat serta penggunan bahasa yang baik dan benar juga termasuk bentuk tanggung jawab seorang penulis karya ilmiah.
Mukayat Brotowidjojo mengemukakan juga persyaratan bagi pembuat laporan ilmiah itu yang menurutnya sama seperti bagi penulis karya tulis ilmiah lainnya, yaitu sebagai berikut:
  1. Memiliki pengetahuan tangan pertama tentang hal yang dilaporkan. Sering kali pengetahuan tangan pertama itu perlu dilengkapi dengan pengetahuan dan pengalaman orang lain.
  2. Memiliki sifat tekun dan teliti. Laporan yang baik tidak meninggalkan pertanyaan tak terjawab bagipembacanya. Semua kesimpulan yang dapat ditarik dan pertanyaan-pertanyaan umum harus dibuat secara tepat. Bila ada hal-hal yang tak lengkap, ia harus menyebutkan kekurangan-kekurangan itu dan apa sebabnya. Semua fakta harus dicocokkan ulang. Satu kali saja pembaca laporan menemukan pernyataan salah, ia akan meragukan isi seluruh laporan. Pernyataan yang meragukan lebih baik dibuang saja, atau dijelaskan bahwa meragukan. Data yang menyakinkan tiak boleh dibuang.
  3. Bersifat objektif. Pernyataan yang dibuat harus menurut kenyataan, kesimpulan dan rekomendasi dibenarkan oleh kenyataan, walaupun konklusi dan rekomendasi itu berlawanan dengan yang diharapkan, bahkan dapat berakibat merugikan bagi dirinya sendiri. Pemuat laporan itu seperti sebuah ‘mesin pemikir’, yaitu bekerja tanpa nafsu dan prasangka yang dapat mengelirukan pengertiannya atau pernyataannya tentang fakta.
  4. Kemampuan untuk menganalisis dan menyamaratakan. Laporan itu adalah sebuah analisis. Pembuat laporan membagi-bagi subjek, memperlihatkan bagian-bagian yang berbeda, dan menunjukkan kaitannya satu dengan yang lain. Berdasarkan uraian itulah dengan cara induktif sampai kepada kesimpulan. Pelapor tidak boleh membuat kesamarataan berdasarkan beberapa data saja, atau membuang data yang di anggap tidak mendukung konklusi yang diharapkannya, padahal data itu tidak meragukan.
  5. Kemampuan mengatur fakta secara siistematis. Penyajian laporan itu tidak harus diatur sistematis, mentik, supaya pembacanya tidak meragukan tentang suatu perencanaan dan penalarannya.
  6. Pengertian akan kebutuhan pembaca. Laporan itu disajikan untuk dibaca oleh seseorang atau beberapa orang (tim) yang spesifik. Apa yang dilaporkan, apa yang memerlukan lukisan dan penjelasan serta bagaimana menyusunnya, apa yang memerlukan lukisan dan penjelasan serta bagaimana menyusunnya, semuannya itu tergantung pembacanya.




Share this Article
< Previous Article
Next Article >
Copyright © 2019 Xomlic - All Rights Reserved
Design by Ginastel.com