Saat ini media umum bukanlah sesuatu yang asing. Dari emak-emak berdaster hingga anak kecil yang gres bisa baca-tulis, sanggup dengan begitu mudahnya mengakses bermacam-macam media sosial, tentunya dampak gadget yang semakin canggih dan juga pinjaman koneksi internet yang dikala ini di setiap gang sudah bisa saluran free wifi dengan cukup modal ijin yang punya saja. Dikutip dari koran-sindo.com, prediksi pengguna media umum pada tahun 2016 berkisar 2.34 miliar akan meningkat pada tahun 2017 yakni mencapai 2.51 miliar. Waaa chincayaaa? XD
Kuantitas tidak menentukan kualitas - Anonim.
Yes. Dengan banyaknya pengguna media sosial, belum tentu mereka semua memperoleh atau sepenuhnya menebar manfaat dengan baik dan bijak. Banyak saya lihat di beranda dikala ini update status yang mambu-mambu SARAswati atau membagikan tautan artikel yang memicu kontroversi. Saya sendiri lebih menentukan unfollow akun-akun yang masuk "daftar hitam" sesuai kriteria saya, salah satunya menyerupai yang saya sebutkan di atas. Bukan apa, sih, status atau link betebaran yang belum terperinci keabsahan dan rentan memicu kontroversi tersebut sangat lihai mengalihkan fokus saya dari draft blogger ke beranda yang penuh jalanan buntu. Bacain komentarnya itu, loh, lucu-lucu nyebelin tapi tetep aja pengen lanjut baca. Ckckck.
Jujur, saya sendiri termasuk orang yang suka ngoceh nggak terperinci bila lagi mainan media sosial, tapi bukan berarti saya lupa tugas saya sebagai blogger, profesi yang dikala ini popularitasnya sedang di atas angin, meskipun belum tentu juga saya termasuk dalam bab -_-. Sebagai blogger, fungsi media umum yang dengan leluasanya mengijinkan menyebarkan link artikel yang tertulis di www.elisa-blog.com benar-benar saya mafaatkan. Bahkan saya juga menciptakan fanpage khusus untuk share link dengan nama #: Personal Lifestyle Blogger, yaaa bukannya sok gimana, sih, agar akun langsung saya jatuhnya nggak spam saja bila lagi menyebarkan link tulisan. Btw, monggo loh, bagi yang belum dan mau like, fanpage-nya terbuka untuk umum, kok #eaaa ^^. Dari sana saya bisa menarik sedikit kesimpulan. Terlepas imbas negatif media umum yang sangat mujarab dalam mengalihkan fokus dikala nge-draft, manfaat dari media umum sendiri sangat bisa saya rasakan, yakni membagikan tulisan-tulisan saya (yang semoga saja ada manfaatnya) di sana.
Koneksi. Entah itu koneksi internet, koneksi dunia kerja, ataupun koneksi dalam melaksanakan hobi, niscaya akan membawa keuntungannya sendiri-sendiri. Seperti halnya perpaduan antara koneksi internet, media umum dan hobi nge-blog yang menghubungkan saya dengan orang-orang kreatif dan penuh wangsit serta merupakan penunjuk jalannya rizki.
Tujuan saya sendiri nggak muluk-muluk, masih sanggup menjadi bab dari Blogger Indonesia saja saya sudah sangat merasa "wah" meskipun tingkatan saya masih jauh dari blogger-blogger keren yang bisa menang lomba kepenulisan ini-itu, menghadiri event blogger yang gegap gempita, blogger yang diundang sebagai narsum suatu tabloid ataupun televisi swasta, terlebih blogger yang sanggup meciptakan konten kreatif serta bisa menjadi trendsetter bagi pembacanya. Biasanya bila ada yang masuk tabloid atau televisi, saya cuma kebagian pamer ke suami "ini loh, Bang, teman blogger saya. Keren, kan?!". Padahal kenalnya, ya, cuma melalui media sosial, sesuatu yang kebanyakan orang bilang "dunia maya".
Share this Article