Beda negara, beda pula kebudayaan. Aku akan membahas tentang pilihan transportasi. Coba kita bandingkan sejenak negara kita dengan Jepang dan negara-negara maju lainnya. Di Jepang, penggunaan mobil dan motor sangatlah kecil. Rasanya memang aneh, sebagaimana kita tahu bahwa Jepang merupakan negara produsen motor-motor di Indonesia. Sebut saja Honda, Yamaha dan Suzuki. Tapi, kenapa justru di negara asalnya penggunaan motor sangat minim? Jawabannya adalah pilihan transportasi yang minimalis.
Sebenarnya pernyataanku di atas dapat dengan mudah disanggah, yaitu dengan mahalnya pajak dan harga motor serta mobil di Jepang. Kebijakan pemerintah Jepang memang seperti itu. Namun, konteks yang kita bahas bukanlah itu. Tapi pilihan transportasi yang minimalis di negara Jepang.
Dengan studi kasus di Jepang dan Indonesia, aku akan sedikit membahas tentang pilihan transportasi. Sebagaimana kita tahu bahwa Indonesia sudah over penggunaan baik motor maupun mobil, khususnya motor. Sedangkan Jepang memilih menggunakan transportasi umum untuk kegiatas sehari-hari mereka. Kenapa ada perbedaan? Apa hubungannya dengan gaya hidup minimalis?
Ini bedanya. Orang minimalis cenderung memilih segala hal yang tidak terlalu membebani finansial mereka. Selain itu, mereka tidak mau diribetkan dengan beberapa hal yang membingungkan, seperti harus mengurus motor, service setiap minggu dan tetek bengeknya. Istilahnya adalah “take it easy”. Minimalis memang seharusnya seperti itu.
Jika masih kurang yakin, mari kita pertimbangkan beberapa hal. Aku akan beri contoh naik kereta dibandingkan dengan naik motor pribadi. Dengan jarak tempuh sama, biaya yang dikeluarkan adalah 12k untuk kereta dan 20k untuk bensin motor, dengan harga seperti itu adakah nilai yang dikorbankan? Tentu ada. Jika kamu naik kereta, maka kamu mengorbankan waktu. Yang mana kereta memang kadang sedikit lebih lambat dari pada naik motor sendiri. Namun, keselamatan dan kebugaran tubuh juga terjaga. Selain itu, jika ada masalah non teknis seperti kerusakan komponen saat perjalanan, penumpang tidak akan dirugikan secara finansial, waktu jelas dirugikan. Berbanding terbalik dengan naik sepeda motor.
Dengan analogi seperti itu seharusnya kita tahu bahwa setiap orang minimalis mempunyai prinsip minim pengeluaran finasial namun penggunaannya optimal. Istilahnya adalah sesuai alokasi. Penggunaan motor tidak akan efektif jika hanya digunakan untuk pulang pergi tanpa menghasilkan apapun. Kecuali jika kamu menginvestaikan motor untuk ojek online, itu beda kasus.
Jadi kesimpulannya adalah orang minimalis cenderung akan memilih transportasi umum dari pada kendaraan pribadi. Alasannya jelas karena lebih simple, pengeluaran lebih sedikit dan optimal sesuai kebutuhan. Kamu pilih mana?
Sumber https://detakpustaka.blogspot.com/
Share this Article