Media Sosial, tentunya dikala ini media umum sudah menjadi konsumsi sehari-hari bagi kebanyakan orang. Bahkan ada sebagian orang yang belum merasa hening untuk melaksanakan aktifitas, sebelum beliau mengecek media umum miliknya, entah itu Facebook, Twitter, atau aplikasi perpesanan semacam WhatsApp dan sejenisnya. Sesuai dengan fungsinya, yakni sebagai sarana bersosialisasi, pengguna dapat dengan bebas memberikan aliran dalam bentuk status goresan pena atau konten-konten dengan judul menarik namun nggak sesuai dengan isi goresan pena melalui media umum miliknya, yang notabene dapat dibaca, dilihat dan diakses oleh siapa saja.
Saat ini yang sedang viral yaitu acara membagikan status pengguna facebook, membagikan tautan suatu portal isu atau website perorangan/organisasi, serta gambar-gambar yang kadang berisi konten sensitif, dalam arti konten tersebut masih belum terang kebenarannya ataupun konten yang mengandung SARA dan hal-hal negatif lainnya.
Tentunya kita para Blogger yang biasa menyajikan konten goresan pena bermanfaat, harus lebih berhati-hati, supaya kita nggak termasuk ke dalam golongan pengguna media umum yang "asal bagi" tanpa tahu lebih detail wacana apa yang sudah dibagikan. Untuk menghindari kekhawatiran tersebut, ada baiknya kita memperhatikan hal-hal di bawah ini sebelum membagikan konten di Media Sosial:
Tidak dalam Keadaan Emosi
Suasana hati. Ya, suasana hati memang sangat berperan penting terhadap acara yang akan kita lakukan. Orang yang biasanya santai saja ketika melihat judul yang syarat kontroversi di timeline media sosial, akan tertarik untuk membagikan konten tersebut dikala suasana hati dalam keadaan labil atau emosi. Bahkan kata-kata yang nggak pantas pun dapat beliau tuliskan di status media sosialnya. Cara mengatasinya mungkin dapat dengan mengunjungi tempat-tempat sepi ibarat laut, dapat juga mendatangi ruang terbuka hijau (taman, sawah, dll) untuk menenangkan diri lebih dulu, atau hanya dengan menonton film bagi yang waktu serta ruang gerak yang terbatas. Sehingga dapat sementara waktu menjauhkan diri dari media sosial.
Tidak Menyinggung Orang Lain
Menyinggung orang lain. Sekarang ini dapat dibilang bahwa peribahasa "Mulutmu, Harimaumu" sudah beralih ke "Jarimu, Harimaumu". Karena dari jari yang kita buat untuk mengetik status di media sosial, dapat menjadikan ketersinggungan bagi orang-orang tertentu. Bahkan pemerintah hingga mengeluarkan UU ITE, yang dapat menjerat siapa saja pengguna media umum jawaban dari goresan pena yang sudah dibagikannya. Nggak sedikit orang yang menginap di hotel rodeo lantaran asal membagikan status/konten di media sosial. Mungkin ada baiknya kita berfikir secara matang, sebelum menulis status/membagikan konten di media sosial.
Tidak Merugikan Diri Sendiri.
Merugikan diri sendiri. Adakalanya kita membagikan informasi pribadi di media umum yang tanpa kita sadari dapat dijadikan materi sasaran tindak kejahatan/hal negatif yang nggak diharapkan. Contoh kecilnya, nomor ponsel yang kita tulis di Informasi Profil, dari sana, dapat saja seorang penipu menghubungi nomor tersebut dengan mengaku sebagai karyawan dari operator A, B, C dst, dst.. yang memberi kabar besar hati kalau kita menang undian. Mau berkilah ibarat apa, namanya penipu niscaya sudah mempersiapkan kata-kata jitu untuk menjawab setiap pertanyaan kita. Dan jalan yang paling ampuh yaitu pribadi menekan tombol "END". Dari pengalaman yang hampir setiap orang sudah pernah mengalaminya tersebut, seharusnya kita sudah dapat memilah dan memilih, konten ibarat apa saja yang layak dibagikan di media sosial.
Bermanfaat Bagi yang Membaca
Bermanfaat. Banyaaaak sekali konten bermanfaat yang kini ini dibagikan di media sosial. Mulai dari tips memasak, tips keuangan, parenting, DIY dari barang bekas, bahkan tips keamanan juga dapat kita temui di timeline media sosial. Namun nggak menutup kemungkinan konten dengan keterangan yang menarik pun, isinya nggak sesuai dengan keterangannya. Jadi, ada baiknya kita membaca dulu isi dari konten yang akan kita bagikan. Bisa membawa kebaikan bagi sesama itu membahagiakan, loh.
Pastikan Keabsahannya
Dari semua yang sudah saya tuliskan di atas, hal yang paling utama dan yang harus kita lakukan yaitu mengecek kebenaran dari konten yang akan kita bagikan. Di sini kita akan berperan menjadi detektif dadakan, MEMBACA, mencari tahu seluk-beluk, duduk perkara, sebab-akibat dan etc, etc.. yang berafiliasi dengan konten tersebut. Jangan hingga dari konten yang kita bagikan tersebut, ada pengguna media umum lain yang merasa dirugikan sehabis membaca, mempraktikkan ataupun, memperoleh informasi hoax dari kita. Karena itu juga bakal menciptakan jelek nama kita di duni per-media-sosial-an #HALAH.
Nah, dari beberapa poin yang sudah saya tulis di atas, mungkin dapat sedikit mejadi materi pertimbangan bagi kita untuk nggak "asal bagi" konten di media sosial. Tentunya timeline kita juga akan mempunyai aura nyata tanpa konten-konten hoax, terlebih yang mengandung SARA, gambar-gambar yang nggak layak bagi, dan digantikan dengan konten nyata yang penuh dengan informasi bermanfaat. Betapa indahnya timeline kita. Ya.. kali-kali ada yang lagi stalking kan jadi kerasan berlama-lama di timeline kita. Ya, nggak? :D
Sincerely,

Sincerely,

Share this Article