Arisan Link: Me Time! Cara Sempurna Saat Kesabaran Ibu Berada Di Ujung Batas

Rabu, 14 Oktober 2009 : Oktober 14, 2009

0 comments

Mengatasi kesabaran ibu yang mulai menguap Arisan Link: Me Time! Cara Tepat Ketika Kesabaran Ibu Berada di Ujung Batas

Being mother is not easy. Apalagi mother of two boys yang super aktif, super jahil, dan super banget bikin emaknya pijetin kening. Ketika si abang masih belum dapat sepenuhnya menyerah terhadap sesuatu yang diinginkan adiknya, sehingga nggak jarang keduanya saling berebut mainan, beugh. Memang, sih, selisih usia kedua bocil saya terpaut banyak, tapi si abang yang notabene lebih gedhe suka bener godain Qeis yang taunya cuma nangis jikalau abang akal-akalan rebut mainannya. Dasarnya usil, mau dibilangin gimana juga tetap saja, seneng lihat adiknya nangis. Dan di situ saya merasa senewen. Ada nggak, sih, buibu yang punya two boys dan mereka saling usil gitu?

Selain pola kecil di atas, sebenernya masih banyak lagi kelakuan-kelakuan bocil yang dapat sangat menguji kesabaran ibunya. Seperti yang pernah ditulis oleh salah satu sahabat blogger; Nova Violita di blog Nashhah yaitu perihal beberapa tingkah laris anak yang dapat mengakibatkan kesabaran berada di level puncak.

- Ketika anak melancarkan agresi GTM. Sudah bangkit pagi-pagi buat nyiapin makanannya agar berangkat kerja nggak telat, eh, si bocil malah melancarkan agresi gerakan tutup mulutnya. Greget sih, iya, tapi sebelum emosi hingga di ubun-ubun, coba ricek dulu, mungkin ada sesuatu yang menimbulkan GTM nya kambuh. Kalau Qeis jarang sih GTM, mau makan, buah, jajan, hingga es krim ia sih, ehem saja. Paling seneng makan sama pindang tempe sama yang gurih-gurih gitu. GTM nya lebih sering pas kurang yummy tubuh atau pas tumbuh gigi.

- "Hayoh.. tidur siang, nggak?! Nanti nggak dikasih es krim, nih." Anak usia 1 - 5 tahun memang tergolong aktif-aktifnya, taunya cuma main, dan nggak jarang mereka susah untuk tidur siang. Bagi buibu, hal itu akan menghambat pekerjaan rumah yang sudah direncanakan buibu sebelumnya. Saya sendiri jikalau Qeis susah buat tidur siang, saya biarkan saja ia bermain sepuasnya, bongkar sana - bongkar sini, sementara dot berisi susu sudah saya siapkan. Nah, biasanya jikalau sudah capek main-main ia bakal mapan sendiri di kasurnya sambil ngedot. Kalau masih nggak tidur juga, saya ambil hikmahnya saja. Kan berkah juga jikalau malamnya ia nggak begadang dan emaknya juga dapat istirahat lebih awal.

See Other Article

- Ketika anak menumpahkan makanan, minuman, atau bahkan memecahkan perabotan. Hal pertama yang saya rasakan ialah panik. Iya, panik. Daripada dahuluin marah-marah, jikalau keinjek kakinya Kakak atau Qeis kan lebih bahaya. Kaprikornus saya suruh minggir saja dulu bocil, sambil beberes kepingan perabot atau tumpahan makanan, nggak lupa juga sambil ngedumel dikit-dikit. Kalau ini saya masih toleran, sih. Karena kadang saya nya yang kurang teliti taruh gelas atau piring sembarangan sementara Qeis anaknya nggak dapat membisu banget, ada saja yang diangkut buat mainan.

Tapi, ya, namanya sabar, terkadang jikalau sudah mencapai level puncak, saya sendiri lebih menentukan buat ngelakuin me time kecil-kecilan, me time yang nggak perlu ngeluarin isi kantong secara berlebihan. Seperti toh:

- Baca buku. Nggak harus buku baru, buku yang sudah ada di rak buku juga dapat jadi pilihan, tentunya dari sekian buku yang dimiliki ada beberapa yang menjadi favorit, nah, buku itu saja yang dibaca ulang. Sekedar media melupakan stres.

- Ngemil sambil nonton drama korea. Kayaknya kini lagi beredar penggemar drakor dadakan sejak ada si Kapten Yoo yang mukanya irit banget itu. Nah, saya sendiri jikalau lagi sudah benar-benar stres dengan situasi di rumah. Drama korea kadang menjadi alternatif buat ngelemesin tulang-tulang pipi. Caranya, ya, sambil ngunyah cemilan, sambil senyum-senyum jikalau ada scene yang lucu khas drakor juga.

- Ngopi di kafe sambil numpang wifi buat ngeblog. Kalau ngopi bagus di kawasan saya, sih, nggak perlu keluar biaya mahal, palingan 50rb sudah dapat dibentuk ngopi plus jajanan 2 porsi. Nah, sambil nikmatin wifi gratis ditemani alunan musik khas kafe, dapat tuh, buka draft blogger buat curhat-securhat-curhatnya. Entah itu soal bocil yang mulai mau makan sendiri dan nasinya bercecer ke mana-mana, atau suami yang telat kasih fee perhiasan buat beli lipstick #eh. Tapi jangan kebablasan juga, sih, curhatnya. Biarpun lagi stres, emosi harus tetap terkendali, filter jari juga harus tetap berfungsi.

- Istighfar. Cara terakhir yang paling mujarab berdasarkan saya. Ya.. Namanya bawah umur kadang masih belum dapat membedakan mana baik dan mana buruk, sebagai ibu tentunya harus dapat menghadapi tingkah laris anak yang sering bikin uring-uringan. Mungkin juga bocil berlaku demikian alasannya ialah kesalahan ibu juga, dapat jadi alasannya ialah kurang perhatian atau malah terlalu sering memanjakan mereka. Intinya instropeksi diri, lah. 

Nah, di atas ialah beberapa penyebab kesabaran ibu ketika hingga di level puncak sekaligus cara menghadapinya versi sayah..

Kalau buibu sendiri, bagaimana cara mengatasi tingkat kesabaran ketika berangsur menguap? Sharing di kolom komentar, yuk! 😊

Sincerely,
Mengatasi kesabaran ibu yang mulai menguap Arisan Link: Me Time! Cara Tepat Ketika Kesabaran Ibu Berada di Ujung Batas







Share this Article
< Previous Article
Next Article >
Copyright © 2019 Xomlic - All Rights Reserved
Design by Ginastel.com